Rutin Lakukan Kebiasaan Ini Dapat Menurunkan Risiko Stroke

Rutin Lakukan Kebiasaan Ini Dapat Menurunkan Risiko Stroke


Ilustrasi pria melakukan flossing (Freepik/zinkevych)

JAKARTA – Stroke adalah salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan di dunia. Penyakit ini terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Namun, tahukah Anda bahwa risiko stroke dapat dikurangi dengan kebiasaan sederhana yang bisa dilakukan setiap hari?

Studi dari American Stroke Association’s International Stroke Conference 2025 menemukan bahwa flossing gigi setidaknya sekali seminggu dapat menurunkan risiko stroke akibat gumpalan darah serta gangguan irama jantung (atrial fibrillation atau AFib).

Menurut laporan kesehatan global terbaru, penyakit mulut seperti gigi berlubang yang tidak diobati dan penyakit gusi telah memengaruhi 3,5 miliar orang di tahun 2022, menjadikannya salah satu kondisi kesehatan yang paling umum di dunia.

Dr. Souvik Sen, ketua Departemen Neurologi di Prisma Health Richland Hospital dan University of South Carolina School of Medicine, menjelaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan kebersihan gigi, flossing, menyikat gigi, atau kunjungan rutin ke dokter gigi, yang paling berpengaruh dalam mencegah stroke.

Studi Atherosclerosis Risk in Communities (ARIC), salah satu penelitian berskala besar pertama di AS, meneliti lebih dari 6.000 orang melalui kuesioner tentang kebiasaan flossing mereka di rumah. Dari mereka yang melaporkan rutin menggunakan benang gigi:

– 4.092 orang tidak pernah mengalami stroke.

– 4.050 orang tidak pernah didiagnosis dengan AFib.

Selama 25 tahun masa tindak lanjut, 434 peserta mengalami stroke, dengan rincian:

– 147 akibat gumpalan darah di arteri besar otak.

– 97 akibat gumpalan darah dari jantung.

– 95 akibat pengerasan arteri kecil.

Hasil analisis menunjukkan bahwa flossing gigi secara rutin dikaitkan dengan:

– 22% penurunan risiko stroke iskemik (stroke akibat penyumbatan pembuluh darah di otak).

– 44% penurunan risiko stroke cardioembolic (stroke akibat gumpalan darah dari jantung).

– 12% penurunan risiko AFib.

Yang lebih menarik, penurunan risiko ini bersifat independen dari kebiasaan menyikat gigi atau kunjungan rutin ke dokter gigi. Bahkan, semakin sering seseorang melakukan flossing, semakin besar kemungkinan mereka mengurangi risiko stroke.  Selain itu, flossing juga dikaitkan dengan risiko lebih rendah terhadap gigi berlubang dan penyakit gusi.

Mengapa Flossing Dapat Menurunkan Risiko Stroke?

Para peneliti terkejut dengan temuan bahwa flossing juga dapat menurunkan risiko AFib. AFib adalah gangguan irama jantung yang paling umum. Hal ini bisa menyebabkan stroke, gagal jantung, atau komplikasi kardiovaskular lainnya.

Dr. Sen menjelaskan bahwa kesehatan gigi berhubungan dengan peradangan dan pengerasan arteri. Flossing dapat mengurangi risiko stroke dengan menurunkan infeksi dan peradangan di mulut serta mendorong kebiasaan hidup sehat lainnya.

“Kami memahami bahwa perawatan gigi bisa mahal bagi banyak orang. Namun, flossing adalah kebiasaan sehat yang mudah dilakukan, terjangkau, dan bisa diakses di mana saja,” kata Dr. Sen, dikutip VOI dari laman American Heart Association pada Selasa, 11 Februari.

Dr. Daniel T. Lackland, anggota American Heart Association’s EPI and Stroke Council dan profesor epidemiologi di Medical University of South Carolina, menyebutkan bahwa penelitian ini memberikan wawasan lebih lanjut mengenai hubungan antara kebiasaan menjaga kesehatan gigi dan risiko stroke.

Jika penelitian lanjutan mendukung temuan ini, kebiasaan menjaga kesehatan mulut seperti flossing mungkin bisa dimasukkan ke dalam daftar cara menurunkan atau mencegah risiko stroke, yang saat ini meliputi pola makan, aktivitas fisik, jauhi paparan nikotin, tidur, indeks massa tubuh, tekanan darah, kadar gula darah, dan kadar lemak dalam darah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *