
JAKARTA – Mantan Menteri Keuangan RI ke-28, Chatib Basri menilai langkah Presiden Prabowo dalam memangkas anggaran belanja modal dan barang yang diterapkan pada APBN 2025 merupakan langkah yang bagus.
Karena itu, Chatib mengingatkan efisiensi anggaran tersebut harus dibelanjakan atau diinvestasikan ke sektor produktif. Jika tidak, sambung dia, maka hasil yang didapatkan dari efisiensi tersebut tidak akan maksimal.
“Kalau eksekusi baru muncul tahun depan. Maka ini kita mirip dengan uang pinjam dari bank. Kita sudah turun, sudah baayar bunga tapi tidak investasi, dan itu costnya mahal sekali. Jadi harus dipikirkan satu multiplier yang tinggi,” kata Chatib dalam Panel Discussion yang diselenggarakan oleh The Yudhoyono Institute di Jakarta, Minggu, 13 April.
Menurut Chatib, hasil efisiensi anggaran tersebut bisa segera dialihkan di sektor pariwisata atau beberapa sektor lainnya yang dapat membuka lapangan pekerjaan baru.
BACA JUGA:
“Yang punya dampak kepada lapangan pekerjaan. Saya kasih contoh misalnya sektor parawisata. Karena itu backward dengan forward linkage nya itu sangat besar, atau beberapa sektor lain,” ucapnya.
Chatib mengatakan dengan kondisi ekonomi global yang tidak menentu, pemerintah perlu memberikan perlindungan sosial kepada pihak yang terdampak. Menurut dia, hal ini penting untuk menjaga daya beli masyarakat.
Lebih lanjut, Chatib mengatakan dalam ilmu ekonomi belanja merupakan faktor penting daripada pemulihan ekonomi suatu negara. Sebab dengan belanja, maka permintaan suatu barang akan bertambah sehingga mendorong perputaran ekonomi.
“Apakah itu BLT (bantuan langsung tunai), apakah itu percepatan program MBG (makan bergizi gratis), yang kemudian akan memperkuat daya beli masyarakat,” jelasnya.