Percakapan Trump dengan Putin Bikin Eropa Bergegas ‘Deklarasi’ Dukungan Penuh untuk Ukraina

Percakapan Trump dengan Putin Bikin Eropa Bergegas 'Deklarasi' Dukungan Penuh untuk Ukraina


Dampak serangan Rusia di Ukraina/Tangkap layar via Instagram @zelenskyy_official

JAKARTA – Saat Presiden AS Donald Trump menyatakan sepakat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memulai negosiasi guna mengakhiri perang di Ukraina, para pemimpin Eropa menegaskan kembali komitmen mereka terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina.

Uni Eropa berjanji untuk memperkuat dukungan bagi negara tersebut.

Dalam pernyataan bersama, Jerman, Inggris, Prancis, Polandia, Italia, dan Spanyol menegaskan tujuan bersama mereka untuk mendukung Ukraina hingga tercapai perdamaian yang “adil, komprehensif, dan berkelanjutan”, perdamaian yang tidak hanya menjamin kepentingan Ukraina tetapi juga keamanan Eropa secara keseluruhan.

“Kami siap meningkatkan dukungan kami untuk Ukraina. Kami berkomitmen pada kemerdekaan, kedaulatan, dan integritas wilayahnya dalam menghadapi perang agresi Rusia,” bunyi pernyataan tersebut dilansir ANTARA dari Anadolu, Kamis, 13 Februari.

Para pemimpin Eropa juga menekankan pentingnya bekerja sama secara erat dengan AS dalam merancang strategi yang dapat menempatkan Ukraina dalam posisi yang kuat dalam setiap negosiasi di masa depan.

Mereka menegaskan baik Ukraina maupun Eropa harus menjadi pihak utama dalam setiap pembicaraan damai serta menyoroti perlunya jaminan keamanan yang kuat bagi Kiev.

“Perdamaian yang adil dan berkelanjutan di Ukraina adalah syarat utama bagi keamanan trans-Atlantik yang kuat,” lanjut pernyataan itu, seraya mengatakan keamanan benua Eropa tetap menjadi “tanggung jawab bersama.”

Sementara itu, Trump secara terpisah membahas perang yang telah berlangsung selama tiga tahun itu dalam percakapan dengan Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Rabu (12/2).

Pembicaraan ini terjadi setelah Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, menyatakan bahwa mengembalikan Ukraina ke perbatasan sebelum tahun 2014, ketika Rusia mencaplok Krimea, tidak realistis, serta menegaskan bahwa AS tidak melihat keanggotaan NATO bagi Kiev sebagai bagian dari penyelesaian konflik yang dinegosiasikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *