Mendukbangga Sebut Ngobrol Bersama Anak Bantu Cegah Kecanduan Gadget

Mendukbangga Sebut Ngobrol Bersama Anak Bantu Cegah Kecanduan Gadget


Mendukbangga/Kepala BKKBN Wihaji (baris ketiga, dua dari kiri) dalam Deklarasi Bersama Gerakan Ramadhan Ramah Anak di Jakarta. (ANTARA/HO-Kemendukbangga/BKKBN)

JAKARTA – Di era digital saat ini, semakin banyak anak yang menghabiskan waktu berlebihan dengan gawai, baik untuk bermain gim, menonton video, maupun berinteraksi di media sosial.

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran, karena penggunaan gadget yang tidak terkontrol dapat berdampak pada perkembangan sosial, emosional, dan kesehatan anak. Salah satu upaya untuk mengatasi kecanduan gadget pada anak adalah dengan meningkatkan interaksi dan komunikasi dalam keluarga.

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji menyatakan bahwa mengajak anak berdiskusi dan berkomunikasi secara aktif dapat menjadi solusi dalam mencegah ketergantungan terhadap gawai.

Pernyataan ini disampaikan saat ia menghadiri Gerakan “1 Jam Berkualitas Bersama Keluarga Tanpa Gawai” selama bulan Ramadhan, yang ditandai dengan penandatanganan deklarasi bersama dalam Gerakan Ramadhan Ramah Anak lintas kementerian/lembaga di Jakarta, seperti dikutip ANTARA.

“Salah satu tantangan utama dalam pengasuhan anak saat ini adalah kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak karena kesibukan dengan perangkat digital. Banyak orang tua lebih banyak berinteraksi dengan ponsel mereka, sehingga anak pun akhirnya mencari hiburan melalui gawai,” ujar Wihaji.

Sebagai langkah konkret, ia mengajak para orangtua untuk lebih sering berbicara dengan anak-anak mereka. “Saya bukan menentang penggunaan handphone, tetapi saya ingin mengajak orang tua untuk memulai dengan hal sederhana: luangkan waktu untuk ngobrol dengan anak. Dengan komunikasi yang baik, kedekatan emosional akan terjalin lebih erat,” tambahnya.

Gerakan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pengasuhan anak. Kegiatan ini diinisiasi oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) dengan dukungan dari Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Kemendukbangga/BKKBN, Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), serta Kantor Staf Presiden (KSP).

Gerakan “1 Jam Berkualitas Bersama Keluarga Tanpa Gawai” bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengasuhan yang berkualitas dalam membangun karakter anak. Program ini menekankan lima strategi utama, yaitu penguatan pendidikan karakter anak, peningkatan kapasitas pengasuhan, pembentukan lingkungan keluarga yang mendukung, peran aktif masyarakat, serta dukungan kebijakan dari pemerintah.

Melalui gerakan ini, diharapkan keluarga dapat menciptakan lingkungan yang lebih harmonis, meningkatkan kesehatan mental anak, serta mendorong mereka untuk terlibat dalam berbagai aktivitas keluarga yang bermanfaat.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi menambahkan bahwa bulan Ramadhan merupakan momen yang tepat untuk mempererat hubungan keluarga melalui pengasuhan yang lebih berkualitas.

“Kami berharap Ramadhan tidak hanya menjadi bulan ibadah, tetapi juga menjadi kesempatan bagi keluarga untuk mempererat kebersamaan. Melalui gerakan ini, anak-anak tidak hanya mendapatkan pendidikan agama yang lebih baik, tetapi juga merasakan kasih sayang dan perhatian penuh dari orang tua,” ujar Arifatul.

Dengan adanya inisiatif ini, pemerintah berharap semakin banyak keluarga yang menyadari pentingnya pengasuhan berkualitas, sehingga Ramadhan menjadi waktu yang lebih bermakna bagi tumbuh kembang anak-anak Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *