Melihat Keberadaan AI dalam Merefleksikan Perayaan Hari Musik Nasional 2025

JAKARTA – Dalam merayakan Hari Musik Nasional ke-12 yang diperingati hari ini, Minggu, 9 Maret, sebuah diskusi digelar di BRO’s Studio yang berlokasi di Cilandak, Jakarta Selatan.

Dipandu oleh Aldo Sianturi, Toto Widjojo dan Chandra ‘Konde’ Christianto menjadi panelis awal untuk membahas dinamika musik yang ada saat ini.

Toto Widjojo sebagai seorang profesional yang sudah lama berkecimpung di industri musik nasional mengatakan, dinamika dalam dunia musik adalah sesuatu yang tak dapat dihindari. Ia melihat bahwa perubahan selalu menyertai perjalanan sejarah musik, tidak hanya di Indonesia, namun juga dunia.

“Saat ini makin ketat perubahannya, karena kita melihat terjadi perubahan yang sangat mendasar, bukan hanya di Indonesia, tapi di dunia. Tapi bagaimanapun kita harus siap,” kata Toto.

Sebagai contoh, Toto mengangkat isu mengenai kemunculan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dalam dunia musik. Menurutnya, akan lebih baik untuk bisa merangkul teknologi terbarukan, ketimbang menolaknya mentah-mentah.

“Dengan adanya AI saat ini, dunia musik akan terusik kembali. Kita sebagai musisi harus siap merangkul AI tersebut, karena kalau tidak kita akan tertinggal,” katanya.

“Kita tidak bisa membendung perubahan itu sendiri, makanya kita harus belajar, adaptasi dan mengadopsi AI itu,” imbuhnya.

Di samping itu, Chandra ‘Konde’ Christianto berbicara mengenai bagaimana infrastruktur musik nasional. Eks drumer Samsons itu melihat adanya perbaikan, namun masih diperlukan peran aktif negara.

“Menurut saya, sejauh ini industri musik kita sudah memiliki infrastruktur yang baik. Zaman saya baru jadi musisi, saya itu nggak tau ada namanya LMK, nggak tau performing rights, dan lain lain. Tapi sekarang itu sudah terbuka semua informasinya,” ujar Konde.

“Apakah masih kurang? Iya, masih ada kurangnya. Kita masih kurang sosialisasi mungkin. Kalo saya ngobrol sama teman-teman musisi, informasi yang didapat itu cuma yang di kota-kota besar aja. Dan itu dibutuhkan peran negara, untuk sosialisasi, agar lebih merata,” pungkasnya.