Menteri PU Akui Belum Bisa Batasi Pergerakan Truk ODOL, Dilarang Sepenuhnya akan Picu Kenaikan Inflasi

Menteri PU Akui Belum Bisa Batasi Pergerakan Truk ODOL, Dilarang Sepenuhnya akan Picu Kenaikan Inflasi


Truk kelebihan muatan atau Overdimension and Overload (odol) melintas di jalan tol. (Foto: Istimewa)

JAKARTA – Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengakui, persoalan larangan truk Over Dimension Over Load (ODOL) akan menjadi pembahasan utama lintas kementerian.

Dody menyebut, persoalan truk ODOL tidak hanya menjadi tanggung jawab Kementerian PU.

Dia menambahkan, pelarangan truk ODOL sampai saat ini masih menjadi diskusi utama lintas kementerian.

“ODOL, tuh, pasti akan jadi diskusi utama antar Kemenko. Sebetulnya Kemenko Ekonomi, kan, poin of view lain lagi, Kemenko Infrastruktur poin-poin of view-nya beda lagi. Memang harus sinergi, cuman kami harus cari titik tengahnya,” ujar Dody kepada wartawan di kantornya, Jumat, 21 Februari.

Menurut Dody, larangan truk ODOL baik di jalan nasional maupun jalan tol belum bisa dilakukan sepenuhnya.

Sebab, melarang truk ODOL dapat menaikkan inflasi dan terjadinya peningkatan biaya logistik.

Di sisi lain, dia tak menampik bahwa kerusakan jalan dan kecelakaan yang disebabkan truk ODOL kerap terjadi.

Hal ini membuat Kementerian PU merasa kesulitan untuk preservasi jalan di tengah keterbatasan anggaran.

“Melarang (truk) ODOL 100 persen mungkin juga dalam kondisi sekarang belum bisa. Ya, karena bisa menaikkan inflasi dan seterusnya, lah. Tapi tidak kami larang juga tidak bisa, karena keterbatasan anggaran akan membuat kemudian kemampuan kami untuk melakukan preservasi jalan turun,” tuturnya.

Dia menjelaskan, pelarangan truk ODOL di jalan tol masih bisa dilakukan lantaran sudah ada payung hukum yang mengaturnya.

Namun, melarang truk obesitas tersebut melintasi jalan nasional masih belum bisa. Sebab, belum ada peraturan yang mengatur besaran beban muatannya.

“Masalahnya satu sebetulnya, jalan tol tuh alat ukurnya ada. Jadi, begitu ODOL masuk diukur. Tapi di jalan nasional, kan, nggak ada. Dulu kami bergantung kepada jembatan timbang, tapi sekarang lihat hampir-hampir nggak ada tuh jembatan timbang,” ungkap Dody.

“Makanya saya begitu ditanya soal ODOL di jalan nasional, saya agak susah menjawabnya (karena), kan, nggak ada hitam putihnya,” pungkas dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *