Menteri Fadli Zon Yakini Festival Film Iran-Indonesia Jadi Wadah Kolaboratif Kreatif Kedua Negara

Menteri Fadli Zon Yakini Festival Film Iran-Indonesia Jadi Wadah Kolaboratif Kreatif Kedua Negara


Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon (Dok. Kemenbud)

JAKARTA – Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) RI berkolaborasi dengan Republik

Islam Iran melalui kedutaan besarnya di Jakarta, menyelenggarakan Festival Film Iran &

Indonesia Movie Week 2025. Penyelenggaraan festival film tersebut menjadi bagian dari

rangkaian peringatan 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Iran.

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon pada sambutannya mengatakan Festival ini memiliki makna yang sangat istimewa karena sekaligus memperingati 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Iran.

“Ini sebuah pencapaian yang mencerminkan komitmen jangka panjang kedua negara kita dalam kerja sama, saling menghormati, dan pertukaran budaya,” ujar Menbud RI.

Menbud RI kemudian menjelaskan kepada para tamu yang hadir bahwa sejak abad ke17, pengaruh sastra, filsafat, dan keilmuan Persia telah sampai ke Nusantara, ikut

membentuk tradisi seni dan sastra kita. Hari ini, warisan pertukaran budaya tersebut terus berkembang dalam bentuk yang baru, yakni melalui kekuatan film.

“Film dapat menjadi media diplomasi budaya yang sangat kuat dan memungkinkan kita

untuk saling berbagi narasi sejarah, mengekspresikan identitas, serta membangun

jembatan dan mendekatkan masyarakat dari berbagai latar belakang,” jelasnya

Kemudian Menbud RI menyampaikan kepada para peserta bahwa Industri film Indonesia

saat ini juga mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Dengan pencapaian rekor lebih

dari 81 juta penonton film Indonesia tahun lalu, ekosistem perfilman nasional terus

berkembang, baik secara budaya maupun ekonomi. Pada 2027, industri ini diproyeksikan

tumbuh sebesar 6,13% per tahun dan memberikan kontribusi sebesar 156 triliun rupiah

terhadap PDB nasional.

“Saya yakin Festival Film Iran-Indonesia ini dapat menjadi wadah penting bagi kolaborasi

kreatif. Saya harap ajang ini dapat mendorong sineas dari kedua negara untuk bertukar

ide, serta mengeksplorasi peluang baru dalam kolaborasi dan co-production,” tutup

Menteri Kebudayaan.

Senada dengan hal tersebut, Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi, menyebutkan jika sinema memiliki kapasitas untuk bertukar

budaya. 

“Ketika Iran dan Indonesia merayakan 75 tahun hubungan diplomatik, saya yakin budaya menjadi aspek diplomasi yang paling manusiawi yang didukung kedua negara.

Potensi jauh lebih besar untuk menonjolkan budaya kedua negara adalah melaksanakan

proyek sinema dan produksi film bersama,” ujarnya.

Selepas sambutan acara dilanjutkan dengan penyerahan cendera mata, yang juga

dihadiri oleh Lukman Sardi, Sineas; Dr. Molaei, Director of Film and Media of Islamic

Culture and Relations Organization; dan Dr. Naswardi, Ketua LSF. Bentuk penyelenggaraan festival ini adalah pemutaran delapan film Iran dan Indonesia

hingga akhir Februari 2025. Film-film dari kedua negara seperti misalnya: In the Arms of

Tree, Dolphin boy, Ibu Ora Sare, Sweet Squad dan film-film lainnya akan diputar

di berbagai universitas dan sekolah di beberapa kota di Indonesia, yakni Yogyakarta,

Palembang, Banten, Makassar, dan Bandung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *